Your search results

7 Langkah Cara Membuat Konten yang Menarik dan Relevan untuk Target Audiens

Posted by SEO Polar Brand on May 17, 2025
0

Membuat konten yang menarik bukan sekadar soal estetika atau kata-kata indah. Konten yang kuat adalah kombinasi dari pesan yang tepat, format yang sesuai, dan penyajian yang menyentuh kebutuhan audiens. Artikel ini akan membimbingmu memahami langkah-langkah penting dalam menciptakan konten yang tidak hanya enak dinikmati, tapi juga berdampak secara bisnis dan brand awareness.

1. Tetapkan Tujuan dan Target Audiens

Langkah pertama sebelum membuat konten adalah memahami: untuk siapa konten ini dibuat, dan apa yang ingin kamu capai? Tanpa arah yang jelas, konten bisa kehilangan makna dan tidak sampai ke sasaran.

Menentukan tujuan akan membantumu menyusun struktur konten dengan lebih terarah—apakah kamu ingin mengedukasi, menghibur, membujuk untuk membeli, atau membangun loyalitas brand. Setelah itu, kenali audiensmu secara mendalam. Siapa mereka? Apa minat dan masalah mereka? Di mana mereka biasa mencari informasi?

Misalnya, jika target audiensmu adalah ibu muda usia 25–35 tahun, maka gaya bahasa, visual, dan channel distribusi akan sangat berbeda dibanding jika kamu menargetkan profesional B2B. Semakin spesifik audiens yang kamu kenali, semakin relevan dan personal konten yang kamu buat.

Baca juga : Apa Itu Brand Activation? Strategi Jitu Menghidupkan Brand di Era Digital

Real Case: Duolingo di TikTok

Duolingo, aplikasi belajar bahasa, dulu dikenal “biasa saja” di platform sosial. Tapi ketika mereka mulai serius masuk TikTok, mereka punya satu tujuan yang jelas: menjangkau Gen Z dan membuat brand mereka terlihat fun dan relatable.

Mereka tidak menjual fitur atau paket premium di awal. Fokus mereka adalah brand engagement—dan target audiensnya jelas: pengguna muda yang suka hiburan singkat dan meme.

Hasilnya? Akun TikTok Duolingo sekarang punya jutaan followers dan engagement yang jauh melampaui brand sejenis.

2. Pilih Media yang Akan Anda Gunakan

Setelah tahu siapa yang kamu tuju dan tujuan kontennya, saatnya memilih media yang paling sesuai untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki cara kerja dan gaya komunikasi yang berbeda. Artikel blog cocok untuk pembahasan panjang, edukatif, dan SEO. Sementara carousel Instagram efektif untuk menyampaikan tips singkat yang mudah disimpan atau dibagikan.

Kamu juga bisa mempertimbangkan TikTok atau Reels jika kontenmu bersifat ringan, menghibur, atau edukatif dalam bentuk visual cepat. Untuk membangun kedekatan dan kepercayaan jangka panjang, newsletter bisa jadi pilihan terbaik.

Pemilihan media yang tepat akan memengaruhi gaya bahasa, durasi konten, hingga pilihan visual. Dan jika memungkinkan, kamu bisa mengadaptasi satu topik ke beberapa platform (content repurposing) agar menjangkau lebih banyak audiens.

Real Case: Glints Blog + Instagram + YouTube

Glints, platform karier dan rekrutmen, mengoptimalkan satu topik konten ke berbagai media. Misalnya, mereka punya artikel blog berjudul “Cara Menjawab Kelebihan dan Kekurangan Saat Interview”.

Lalu topik ini diubah menjadi:

  • Carousel Instagram (untuk tips cepat)
  • Video YouTube berdurasi 2 menit (untuk edukasi singkat)
  • IG Story Q&A (untuk engagement)
  • Email newsletter (untuk pengingat topik mingguan)

Ini contoh content repurposing yang efisien dan menjangkau audiens lintas platform.

3. Riset Format dan Keyword

Riset adalah pondasi penting dari konten yang efektif, terutama jika kamu ingin kontenmu tampil di halaman pertama Google atau menjadi viral di sosial media. Riset keyword membantu kamu memahami apa yang sedang dicari audiens, sementara riset format menunjukkan bagaimana topik serupa disajikan oleh kompetitor atau brand lain.

Gunakan tools seperti:

  • Google Trends untuk melihat topik yang sedang naik daun
  • Ubersuggest atau Ahrefs untuk melihat keyword dengan volume tinggi
  • YouTube search bar atau TikTok trending untuk memahami format video populer

Dengan keyword yang tepat dan format yang sesuai, kontenmu akan punya peluang lebih besar untuk ditemukan dan dinikmati audiens.

Real Case: SehatQ dan Blog Kesehatan

SehatQ tidak hanya menulis artikel kesehatan, tapi menggunakan keyword yang diteliti dengan baik. Misalnya, artikel berjudul “Gejala Demam Berdarah” muncul di halaman pertama Google karena mereka:

  • Menggunakan keyword utama + turunan
  • Memahami apa yang dicari ibu-ibu rumah tangga di Google
  • Menyajikan artikel dengan struktur FAQ + visual + CTA ke konsultasi dokter

Ini membuktikan bahwa riset keyword + pemahaman target audiens = performa SEO tinggi.

4. Buat Narasi yang Baik dan Menarik

Konten yang berhasil menyentuh audiens bukan hanya karena isi yang padat, tapi karena cerita yang disampaikan secara mengalir dan dekat. Inilah pentingnya membangun narasi.

Mulailah dengan pembukaan yang menggugah rasa penasaran atau langsung menyentuh masalah audiens. Gunakan bahasa yang sederhana, humanis, dan terasa seperti ngobrol langsung. Jangan takut memasukkan kisah nyata, analogi lucu, atau pengalaman personal yang relevan—semua ini membuat pembaca merasa terhubung.

Struktur narasi yang baik biasanya mengikuti alur:

  • Masalah → Solusi → Contoh → Ajakan
    Tapi kamu bisa mengeksplorasi sesuai dengan gaya brand-mu. Yang terpenting, jangan buat narasi seperti skrip iklan. Jadilah manusia yang sedang berbicara kepada manusia lain.

Real Case: Zenius Blog dan Twitter

Zenius sering memulai artikelnya dengan cerita sehari-hari yang ringan. Misalnya:

“Pernah nggak kamu belajar 3 jam buat ujian, tapi lupa semuanya pas ujian dimulai?”

Pembukaan seperti ini langsung ngena, relatable, dan membuat pembaca ingin terus scroll.

Gaya ini juga mereka terapkan di Twitter, dengan thread edukatif yang sering viral karena narasinya mengalir seperti teman bercerita, bukan guru yang mengajar.

Baca juga : Strategi Brand Extension: Cara Efektif Memperluas Produk dan Pasar!

5. Pilih Sumber yang Akurat

Di tengah banjir informasi online, salah satu hal yang membuat kontenmu menonjol adalah keandalan sumbernya. Audiens sekarang jauh lebih kritis dan sensitif terhadap konten yang terkesan asal-asalan. Itu sebabnya, mencantumkan data, kutipan, atau referensi dari sumber terpercaya akan meningkatkan kredibilitas.

Gunakan sumber seperti:

  • Jurnal ilmiah
  • Laporan resmi (BPS, WHO, Kemendikbud, dsb)
  • Media berita terpercaya
  • Studi kasus dari brand besar

Hindari menggunakan data viral yang tidak jelas sumbernya, karena ini bisa merusak reputasi kontenmu di mata audiens.

Real Case: Katadata.co.id

Sebagai portal berita dan data ekonomi, Katadata dikenal karena selalu mencantumkan sumber resmi dalam setiap artikelnya. Misalnya:

  • Data dari BPS, OJK, Kemenkeu
  • Grafik dari hasil survei nasional
  • Link referensi dari lembaga internasional

Ini membangun trust yang sangat tinggi di kalangan pembacanya, termasuk profesional dan pengambil keputusan.

6. Berikan Visual yang Menarik Perhatian

Visual adalah salah satu komponen terkuat dalam menarik perhatian—terutama di media sosial. Visual yang menarik bisa membuat orang berhenti scrolling, membaca lebih lama, bahkan membagikan kontenmu.

Jenis visual yang bisa kamu pertimbangkan:

  • Infografis untuk data dan tips singkat
  • Ilustrasi untuk membangun identitas visual brand
  • Foto atau video pendek untuk menyampaikan cerita
  • GIF dan meme untuk konten yang lebih ringan dan humoris

Gunakan warna yang konsisten dengan brand, font yang mudah dibaca, dan tata letak yang bersih. Jika kamu tidak punya desainer, tools seperti Canva atau Figma bisa jadi sahabatmu untuk membuat konten visual berkualitas. Real Case: Canva & Traveloka

  • Canva secara rutin membuat infografis dan template visual di media sosial yang bukan hanya estetik, tapi informatif. Mereka tahu audiens suka “visual yang bisa disimpan” dan dimanfaatkan.
  • Traveloka membuat ilustrasi custom yang menjelaskan proses atau promosi secara menarik dan mudah dipahami, misalnya alur refund tiket atau promo bundling.

Ini membuktikan bahwa visual bukan pelengkap, tapi bagian penting dari storytelling.

7. Siap Membuat Konten yang Menarik!

Kini kamu sudah memiliki seluruh fondasi untuk membuat konten yang bukan hanya tampil menarik, tapi juga memiliki nilai dan strategi di baliknya. Ingat, konten yang bagus bukan konten yang viral sesaat, tapi yang konsisten membangun hubungan, menyampaikan pesan dengan jelas, dan memberi manfaat nyata bagi audiens.

Terus eksplorasi, evaluasi performa kontenmu, dan jangan ragu untuk berkembang seiring berjalannya waktu. Real Case: RevoU Content Machine

RevoU, platform bootcamp digital skills, membuktikan bahwa konsistensi konten berkualitas bisa membangun brand otoritatif. Mereka memiliki:

  • Blog SEO-ready
  • LinkedIn content edukatif
  • Webinar rutin
  • Alumni story di YouTube

Mereka tidak selalu viral, tapi kontennya konsisten, informatif, dan menyentuh kebutuhan target audiens. Dan itu yang membuat mereka tumbuh cepat di kalangan profesional digital di Indonesia.

Karena konten terbaik adalah konten yang dibuat dengan tujuan, niat, dan pemahaman akan siapa yang akan membacanya.

Baca juga : Evolusi Marketing 1.0 hingga 5.0: Perubahan Fokus Brand dan Pola Konsumen di Era Digital

Jika kamu butuh bantuan untuk mengembangkan strategi konten lengkap, dari ide awal hingga copywriting dan visual kreatifnya, tim CRS siap bantu jadi partner brainstorming dan eksekusi. Yuk, buat konten yang bukan hanya dibaca, tapi juga diingat! Klik banner di bawah dan konsultasikan dengan kami, sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

  • Advanced Search

Compare Listings