7 Kesalahan Fatal dalam Beriklan di Videotron dan Cara Menghindarinya
- 1. Menjejalkan Terlalu Banyak Informasi Sekaligus
- 2. Warna dan Desain Kurang Kontras = Pesan Tidak Terbaca
- 3. Salah Format File = Iklan Jadi Pecah atau Tidak Tayang
- 4. Kontennya Tidak Relevan dengan Lokasi Penayangan
- 5. Durasi Iklan Terlalu Panjang atau Terlalu Pendek
- 6. Tidak Ada Ajakan Bertindak (CTA)
- 7. Tidak Mengukur Performa Iklan
- Studi Kasus: Kampanye Videotron Tokopedia yang Efektif
Pernah nggak kamu merasa terpukau saat melihat iklan besar menyala di tengah kota—entah saat macet di perempatan, atau saat naik kendaraan umum? Yup, itulah videotron, media luar ruang yang terus naik daun karena bisa menampilkan iklan dengan gerak, warna mencolok, bahkan suara di beberapa titik tertentu.
Tapi, di balik pesonanya, masih banyak perusahaan yang salah langkah saat memanfaatkannya. Mulai dari desain yang nggak kebaca, pesan yang kelewat panjang, sampai durasi iklan yang bikin bosan—semua ini bisa bikin bujet iklan terbuang sia-sia.
Baca juga : 7 Lokasi Videotron Paling Strategis di Kawasan Kebayoran, Jakarta Selatan
Yuk, kita bahas satu per satu kesalahan paling umum saat beriklan di videotron dan bagaimana cara menghindarinya. Bonus: ada studi kasus nyata dari Tokopedia di bagian akhir!
1. Menjejalkan Terlalu Banyak Informasi Sekaligus
Bayangkan kamu lagi nyetir atau naik motor, lalu sekilas menengok ke videotron. Kamu cuma punya waktu 3–7 detik untuk menangkap isi iklan. Tapi ternyata… teksnya panjang banget, informasinya banyak banget. Akhirnya? Pesannya lewat begitu saja, nggak masuk ke otak.
Kenapa Ini Jadi Masalah?
Karena videotron bukan tempat untuk bikin “presentasi”. Ini media cepat, di mana satu pesan kuat lebih efektif daripada lima pesan kecil yang membingungkan.
Cara Menghindarinya:
- Gunakan headline yang padat dan jelas.
- Hindari paragraf atau kalimat panjang.
- Maksimal 7 kata per tayangan, idealnya 3–5 kata yang mudah dicerna.
Contoh:
“Nikmati diskon 25% untuk semua pembelian di cabang Jakarta, hanya berlaku minggu ini!”
“Diskon 25%! Cabang Jakarta. Minggu ini saja!”
2. Warna dan Desain Kurang Kontras = Pesan Tidak Terbaca
Coba bayangkan teks putih di atas gambar pemandangan matahari terbit. Indah? Iya. Tapi terbaca nggak? Belum tentu.
Desain yang estetik belum tentu efektif di videotron.
Kenapa Ini Jadi Masalah?
Kalau orang nggak bisa baca iklan kamu dalam 2 detik, artinya iklan itu gagal menyampaikan pesan.
Cara Menghindarinya:
- Gunakan warna kontras tinggi (misalnya: putih di atas hitam, kuning di atas biru tua).
- Pilih font besar, bold, dan mudah dibaca.
- Hindari background yang terlalu ramai.
Tips Cepat: Tes desainmu di layar HP sambil menjauhkan layar. Kalau masih bisa dibaca dari jauh, berarti cukup kuat untuk videotron.
3. Salah Format File = Iklan Jadi Pecah atau Tidak Tayang
Nggak semua videotron punya ukuran layar yang sama. Ada yang landscape, ada yang portrait, ada juga yang super lebar. Kadang-kadang brand mengirimkan file iklan yang tidak sesuai spesifikasi layar, hasilnya? Gambar jadi pecah, tidak proporsional, atau bahkan tidak bisa tayang.
Cara Menghindarinya:
- Minta spesifikasi teknis dari vendor sebelum membuat konten.
- Pastikan ukuran pixel, rasio aspek, dan format file sudah sesuai.
- Simpan file dalam resolusi tinggi dan format yang diminta (umumnya MP4 untuk video atau JPG untuk statis).
4. Kontennya Tidak Relevan dengan Lokasi Penayangan
Coba bayangkan: kamu pasang iklan makanan cepat saji di kawasan perkantoran… tapi jam tayangnya malah dini hari. Atau kamu iklanin jasa wedding organizer di dekat kampus teknik—nggak nyambung, kan?
Kenapa Ini Jadi Masalah?
Setiap lokasi videotron punya karakteristik audiens yang berbeda. Kalau kamu menyamakan semua materi iklan tanpa adaptasi, hasilnya nggak akan maksimal.
Cara Menghindarinya:
- Segmentasi lokasi: sesuaikan konten dengan karakteristik audiens di area tersebut.
- Contoh: videotron dekat mal = cocok untuk produk fashion; videotron di perempatan sibuk = cocok untuk produk FMCG dengan pesan singkat.
Baca juga : Lokasi Videotron DKI Jakarta
5. Durasi Iklan Terlalu Panjang atau Terlalu Pendek
Beberapa brand berpikir makin lama iklannya muncul, makin bagus. Faktanya? Orang akan bosan atau nggak sempat nonton sampai habis.
Sebaliknya, iklan terlalu pendek juga bikin pesan tidak tersampaikan dengan baik.
Durasi Ideal:
- 7–15 detik adalah sweet spot.
- Gunakan animasi ringan, jangan terlalu cinematic.
- Potong pesan jadi beberapa loop jika perlu.
Tips: Buat versi 15 detik dan 10 detik. Lalu uji mana yang paling efektif!
6. Tidak Ada Ajakan Bertindak (CTA)
Sudah pasang videotron, tapi hasilnya minim. Kenapa? Bisa jadi karena audiens nggak tahu harus ngapain setelah lihat iklanmu.
Solusi:
Selalu tambahkan CTA (Call to Action):
- “Kunjungi sekarang di www.brandkamu.com”
- “Follow IG kami: @brandkeren”
- “Scan QR untuk diskon”
QR code adalah cara pintar untuk menghubungkan media luar ruang dengan dunia digital.
7. Tidak Mengukur Performa Iklan
Tanpa data, kamu nggak akan tahu apakah iklanmu berhasil atau tidak. Sayangnya, banyak brand yang tidak menyiapkan sistem pelacakan sama sekali.
Cara Menghindarinya:
- Tambahkan link unik, QR code, atau kode promo eksklusif.
- Lacak hasilnya lewat Google Analytics, Bitly, atau sistem CRM internal.
- Bandingkan data sebelum dan sesudah iklan tayang.
Studi Kasus: Kampanye Videotron Tokopedia yang Efektif
Tokopedia menjalankan kampanye besar saat meluncurkan layanan “Tokopedia NOW!”. Mereka memilih lokasi strategis di kawasan Sudirman, Jakarta—titik dengan traffic tinggi dan mayoritas pengguna aktif smartphone.
Yang menarik, mereka tidak menggunakan satu desain untuk semua videotron, melainkan:
- Loop pertama: Visual kurir + tulisan “Tokopedia NOW! Kirim 2 Jam”
- Loop kedua: Logo besar Tokopedia + warna hijau khas
- Loop ketiga: QR code dengan teks “Coba Sekarang di Aplikasi”
Hasilnya?
Menurut laporan Dentsu Indonesia, kampanye ini meningkatkan brand recall sebesar 23% di area Jabodetabek dalam waktu 2 minggu. Pesannya sederhana, cepat dipahami, dan mendorong aksi.
Beriklan di Videotron, Tapi Jangan Asal
Videotron itu mahal tapi powerful. Untuk benar-benar memaksimalkan potensi media ini, hindari 7 kesalahan yang sudah kita bahas di atas.
Ringkasan Singkat:
Kesalahan Umum | Cara Menghindarinya |
---|---|
Teks terlalu panjang | Fokus pada satu pesan singkat |
Desain kurang kontras | Gunakan font besar & warna kuat |
Salah format file | Cek spesifikasi dari vendor |
Tidak relevan dengan lokasi | Sesuaikan konten dengan audiens |
Durasi terlalu lama/pendek | Ideal: 7–15 detik |
Tidak ada CTA | Tambahkan ajakan yang jelas |
Tidak mengukur hasil | Gunakan link atau QR unik |
Baca juga : Billboard, Baliho, Megatron, dan Videotron, Mana sih yang Paling OK Untuk Brand Kamu?
Kalau kamu sedang merencanakan kampanye videotron, jangan ragu konsultasi dengan tim profesional seperti CRS Advertising. Kami siap bantu dari strategi, desain, hingga produksi dan tayang.
Mau brainstorming ide konten atau minta evaluasi iklanmu yang sudah tayang? Cukup klik banner di bawah ini, dan konsultasikan, sekarang!