Mana yang Lebih Efektif: Videotron Digital vs Billboard Konvensional?
Iklan luar ruang—atau Out of Home (OOH) Advertising—masih menjadi salah satu senjata ampuh bagi brand untuk membangun visibilitas dan menjangkau konsumen secara langsung di ruang publik. Tapi kini, marketer dihadapkan pada pilihan yang semakin luas, terutama antara dua media paling populer: billboard konvensional dan videotron.
Keduanya terlihat mencolok di pinggir jalan, sama-sama besar, dan sama-sama bisa mempengaruhi keputusan konsumen. Namun, di balik tampilannya yang sama-sama megah, keduanya memiliki karakter, kelebihan, kekurangan, dan efektivitas yang berbeda.
Baca juga : Billboard Gaya Retro: Cara Brand Menyentuh Emosi dengan Gaya 90an dan Awal 2000an
Artikel ini akan membedah secara mendalam perbandingan antara billboard dan videotron dari berbagai aspek—visual, biaya, fleksibilitas, daya tarik, hingga studi kasus dari brand besar seperti Shopee dan Gojek. Di akhir artikel, kamu akan bisa menyimpulkan mana yang lebih cocok untuk strategi bisnismu.
1. Tampilan Visual: Satu Gambar vs Seribu Frame
Billboard Konvensional: Konsisten dan Sederhana
Billboard konvensional adalah media statis. Artinya, gambar yang tampil tidak berubah selama masa kontrak. Biasanya berbentuk cetakan besar di atas bahan flexi banner atau vinyl yang dipasang di struktur logam atau beton.
- Kelebihan: Pesan yang sederhana lebih mudah diingat. Karena tayang terus-menerus tanpa jeda, audiens yang melewati titik tersebut setiap hari akan lebih familiar dengan pesan brand.
- Kekurangan: Kurang menarik bagi audiens modern yang terbiasa dengan konten visual yang bergerak. Cenderung mudah diabaikan jika desainnya tidak kuat.
Videotron: Bergerak dan Dinamis
Videotron atau LED display digital mampu menampilkan gambar bergerak, animasi, dan video. Satu layar bisa memuat beberapa tayangan iklan sekaligus dalam satu rotasi (loop).
- Kelebihan: Lebih menarik perhatian, bisa menyampaikan beberapa pesan dalam waktu singkat, dan lebih interaktif.
- Kekurangan: Jika terlalu banyak animasi atau informasi dalam satu slot, pesan bisa tidak tersampaikan karena audiens hanya punya waktu beberapa detik untuk melihat.
Data pendukung: Studi dari Nielsen menunjukkan bahwa digital signage memiliki tingkat daya tangkap visual 63% lebih tinggi dibanding media statis.
2. Fleksibilitas: Mana yang Lebih Mudah Diubah?
Billboard Konvensional
Begitu dipasang, gambar tidak bisa diganti dengan cepat. Untuk mengubah materi, brand harus mencetak ulang dan mengatur ulang jadwal pemasangan.
- Cocok untuk kampanye jangka panjang, seperti branding awareness yang konsisten.
- Tidak fleksibel untuk promosi jangka pendek, event musiman, atau penawaran harian.
Videotron
Karena digital, konten dapat diubah kapan saja hanya dengan mengganti file. Bahkan kamu bisa menjadwalkan konten yang berbeda untuk pagi, siang, sore, dan malam hari.
- Sangat cocok untuk brand yang aktif promosi atau punya campaign temporer.
- Bisa menyesuaikan dengan event, cuaca, atau waktu real-time.
Contoh: Restoran cepat saji bisa menayangkan menu sarapan di pagi hari dan menu malam saat jam pulang kerja.
Baca juga : Out-of-Home Advocacy: Cara Efektif Menyampaikan Pesan Sosial lewat Billboard
3. Biaya: Mana yang Lebih Ekonomis?
Biaya Billboard Konvensional
- Produksi tinggi di awal: biaya desain, cetak, dan pasang.
- Sewa bulanan lebih murah daripada videotron karena tidak menggunakan teknologi digital.
- Cocok untuk jangka panjang karena biaya tidak naik-turun.
Biaya Videotron
- Tidak ada biaya cetak atau bongkar pasang, tapi:
- Sewa slot jauh lebih mahal, dihitung per detik atau per loop.
- Durasi tayang dan jam tayang mempengaruhi harga.
- Cocok untuk kampanye jangka pendek yang padat pesan.
Contoh perbandingan biaya (estimasi di kota besar Indonesia):
- Billboard konvensional ukuran besar: Rp 15–30 juta/bulan.
- Videotron prime time (15 detik x 60 kali tayang/hari): Rp 20–60 juta/bulan tergantung lokasi.
4. Efektivitas Visual dan Engagement
Billboard Konvensional
- Kekuatan utamanya ada pada konsistensi. Pesan yang sama tayang terus-menerus membuat brand recall tinggi, terutama untuk rute yang dilalui audiens setiap hari.
- Namun, kurang menggugah emosi atau tidak mudah viral karena sifatnya yang pasif.
Videotron
- Mampu menarik perhatian lebih cepat karena animasi dan warna menyala.
- Bisa menampilkan cerita singkat, motion graphic, dan Call to Action yang aktif.
- Potensial untuk viral di media sosial, apalagi jika interaktif.
Contoh sukses:
Saat kampanye 11.11, Shopee menayangkan iklan videotron di Bundaran HI dengan konsep countdown flash sale yang tampil setiap jam. Tayangan ini bahkan direkam oleh pengguna dan tersebar di TikTok, memberi Shopee exposure viral tanpa tambahan biaya promosi.
5. Durasi Tayang dan Slot Eksklusif
Billboard Konvensional
- Tayang terus-menerus 24 jam, tanpa berbagi ruang dengan brand lain.
- Sangat efektif untuk membangun asosiasi kuat antara lokasi dan brand.
Videotron
- Satu layar dibagi ke beberapa brand. Dalam 1 menit, bisa ada 6–10 iklan berbeda yang tayang bergantian.
- Butuh strategi visual dan pesan yang sangat kuat agar pesan tetap tertangkap dalam waktu 10–15 detik.
Tips: Letakkan pesan utama di detik pertama, gunakan teks besar dan gerakan lambat agar mudah diserap mata.
6. Studi Kasus: Gojek Kombinasikan Billboard & Videotron
Gojek adalah contoh sukses dalam memadukan dua media ini. Untuk kampanye “Pasti Ada Jalan”:
- Billboard konvensional digunakan di titik-titik besar seperti flyover dan jalur masuk tol, dengan slogan kuat dan desain minimalis.
- Sementara videotron mereka manfaatkan untuk promosi dinamis seperti diskon GoFood, voucher Gocar, dan CTA untuk mengunduh aplikasi.
Hasilnya:
- Kombinasi ini memperkuat brand awareness sekaligus conversion.
- CTR dari QR code videotron naik 27% dibanding iklan digital biasa.
- Kampanye diliput oleh beberapa media nasional karena kreativitasnya.
Tabel Ringkasan: Perbandingan Billboard vs Videotron
Aspek | Billboard Konvensional | Videotron |
---|---|---|
Tipe Konten | Statis | Animasi/Video |
Fleksibilitas Konten | Rendah | Sangat Tinggi |
Biaya Sewa | Lebih Terjangkau | Lebih Mahal |
Biaya Produksi | Tinggi (cetak & pasang) | Rendah (digital file) |
Efek Visual | Konsisten tapi pasif | Dinamis & menarik perhatian |
Durasi Tayangan | 24 jam nonstop | Hanya dalam slot tertentu |
Potensi Viral | Rendah | Tinggi |
Kontrol Isi | Harus ganti manual | Ganti otomatis kapan saja |
Mana yang Harus Kamu Pilih?
Memilih media iklan bukan hanya soal bujet, tapi juga soal strategi dan kecocokan dengan tujuan bisnismu. Videotron dan billboard bukan saingan—mereka adalah partner strategis jika digunakan secara tepat.
Baca juga : Billboard Healing: Cara Brand Menyentuh Hati di Ruang Publik
Dan kalau kamu butuh tim yang bisa membantu dari perencanaan strategi, desain iklan, pemilihan lokasi, hingga laporan performa, CRS Advertising siap mendampingi. Kami bantu agar iklan luar ruangmu tidak sekadar terlihat, tapi juga berdampak. Klik banner di bawah ini dan konsultasikan, sekarang!