Your search results

Billboard Digital vs Green Billboard: Mana yang Lebih Efektif dan Ramah Lingkungan?

Posted by SEO Polar Brand on May 19, 2025
0

Coba bayangkan: kamu lagi di jalan, melihat billboard raksasa seperti biasa. Tapi yang satu ini beda. Dia dipenuhi tanaman rambat hijau, atau bahkan punya panel surya yang menyuplai listriknya sendiri. Tanpa kamu sadari, billboard itu nggak cuma menyampaikan pesan brand—tapi juga pesan perubahan.

Billboard zaman sekarang bukan hanya soal ukuran dan pesan kreatif. Kini, brand mulai berpikir lebih jauh: bagaimana cara tampil besar, tapi tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan?

Itulah asal muasal tren yang kini dikenal sebagai green billboard atau eco-friendly outdoor advertising. Dan percayalah, ini bukan tren sementara—melainkan bagian dari pergeseran global menuju praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.

Kenapa Billboard Harus Ramah Lingkungan?

Sebagai salah satu bentuk iklan luar ruang (OOH), billboard selama ini dikenal boros energi dan sumber daya. Pemasangan besar-besaran, bahan vinil sekali pakai, lampu terang sepanjang malam—semua ini menyumbang pada emisi karbon dan limbah visual.

Tapi sekarang, banyak brand mulai sadar. Apalagi sejak isu ESG (Environmental, Social, Governance) menjadi standar yang mulai diperhatikan investor dan konsumen.

Baca juga : Strategi Green Marketing: Cara Efektif Menarik Konsumen Peduli Lingkungan

Apa yang mendorong perubahan ini?

  • Kepedulian konsumen meningkat: orang mulai bertanya, “Brand ini peduli lingkungan nggak?”
  • Regulasi makin ketat: beberapa kota bahkan mulai batasi jenis billboard yang boleh dipasang.
  • Inisiatif global: seperti target carbon offset atau emisi net-zero tahun 2030–2050.

Apa Itu Green Billboard?

Green billboard adalah bentuk iklan luar ruang (out-of-home advertising) yang dirancang dan dioperasikan dengan pendekatan ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak ekologis, baik dari sisi konsumsi energi, bahan baku, maupun proses produksi dan perawatan.

Secara sederhana, green billboard berusaha menjawab pertanyaan penting:

“Bagaimana caranya menyampaikan pesan brand tanpa harus membebani lingkungan?”

Di masa lalu, billboard seringkali menjadi simbol konsumsi energi tinggi—bayangkan billboard digital dengan pencahayaan terang benderang 24 jam, atau papan reklame besar yang terbuat dari vinil sintetis sekali pakai. Namun kini, semakin banyak brand menyadari bahwa cara mereka beriklan juga mencerminkan nilai-nilai mereka.

Green billboard mengubah cara berpikir ini. Ia menjadi representasi bahwa iklan bisa tetap kreatif, efektif, dan sekaligus bertanggung jawab secara ekologis.

Bagaimana Cara Billboard Menjadi Lebih Hijau?

Billboard bisa menjadi lebih ramah lingkungan melalui berbagai pendekatan, mulai dari pemilihan bahan, sumber energi, desain, hingga pesan yang disampaikan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Menggunakan Sumber Energi Terbarukan

Billboard—terutama yang digital—membutuhkan energi untuk menyala. Salah satu pendekatan paling efektif adalah memasang panel surya di atas atau sekitar struktur billboard. Energi matahari ini bisa langsung digunakan untuk menyalakan lampu LED billboard atau disimpan dalam baterai untuk digunakan malam hari.

Contohnya, billboard Honda di Amerika yang mempromosikan mobil hybrid mereka, 100% bertenaga surya. Selain hemat biaya operasional, pendekatan ini juga memperkuat pesan merek mereka tentang efisiensi energi dan keberlanjutan.

Baca juga : Strategi Copywriting Iklan DOOH: Cara Menulis Kalimat yang Menjual di Billboard Digital

2. Menggunakan Tanaman Hidup (Vertical Garden Billboard)

Konsep ini menambahkan elemen tanaman rambat atau tanaman hijau lainnya di permukaan billboard. Jenis tanaman yang digunakan biasanya memiliki daya serap CO₂ tinggi dan tahan panas seperti sirih gading atau philodendron. Fungsi utamanya bukan hanya estetika, tapi juga menyerap polutan udara dan membantu menurunkan suhu sekitar.

Salah satu contoh terkenal datang dari Coca-Cola Filipina yang membuat billboard dengan tanaman hidup yang menyerap karbon setara 800 pohon kecil. Billboard ini sekaligus menjadi landmark kota dan sarana edukasi publik.

3. Menggunakan Bahan Ramah Lingkungan

Sebagian besar billboard tradisional menggunakan bahan vinil atau plastik yang sulit terurai. Untuk membuat billboard lebih hijau, banyak brand mulai:

  • Menggunakan vinil daur ulang atau bahan biodegradable
  • Memilih cat bebas racun (non-toxic paint)
  • Menggunakan struktur modular dari bahan aluminium daur ulang atau baja ringan yang bisa digunakan kembali untuk kampanye berikutnya

4. Menerapkan Sistem Pencahayaan Cerdas

Alih-alih billboard menyala terus menerus, billboard hijau menggunakan sistem smart lighting:

  • Lampu LED hemat energi
  • Sensor cahaya otomatis (hanya menyala saat gelap)
  • Timer pengatur waktu operasi malam hari
  • Bahkan sistem motion sensor, hanya aktif saat ada kendaraan mendekat

5. Desain dan Produksi Minim Limbah

Pemasangan billboard biasanya menghasilkan banyak limbah—baik dari proses produksi hingga pembongkaran. Pendekatan hijau berupaya:

  • Memproduksi papan reklame secara lokal untuk mengurangi emisi transportasi
  • Merancang struktur yang mudah dibongkar dan digunakan kembali
  • Menggunakan tinta berbasis air (eco-ink) untuk mencetak desain visual

Contoh Nyata: Ketika Billboard Menjadi Wajah Green Campaign

Coca-Cola: Billboard Tanaman di Filipina

Coca-Cola pernah menggandeng Universitas di Filipina untuk membuat billboard dengan tanaman pembersih udara (fern). Setiap harinya, billboard ini bisa menyerap CO₂ seperti 800 pohon. Billboard itu tidak hanya promosikan air minum Coca-Cola, tapi juga mendorong pesan keberlanjutan.

Adidas & Parley: Ocean Plastic Billboard

Adidas membuat kampanye billboard dari bahan daur ulang limbah laut, sebagai bagian dari kerjasama mereka dengan Parley for the Oceans. Ini bukan hanya visual, tapi bagian dari narasi besar mereka soal “Run for the Oceans.”

Honda: Solar Billboard di Amerika Serikat

Untuk mempromosikan mobil hybrid mereka, Honda memasang billboard bertenaga surya yang bisa menyala mandiri tanpa listrik kota. Pesannya: efisiensi dan energi bersih bukan cuma klaim, tapi bisa dibuktikan bahkan dari iklannya.

Apa Manfaat Green Billboard bagi Brand?

Mengadopsi billboard ramah lingkungan membawa manfaat jangka pendek dan panjang, bukan hanya untuk citra perusahaan, tapi juga untuk efektivitas kampanye dan efisiensi biaya.

1. Meningkatkan Citra Brand (Brand Equity)

Konsumen modern—terutama Gen Z dan milenial—semakin memperhatikan nilai keberlanjutan dalam memilih brand. Dengan menggunakan green billboard, brand menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai keberlanjutan (sustainability values), yang secara langsung meningkatkan trust dan loyalitas.

2. Selaras dengan ESG dan CSR

Banyak perusahaan kini memiliki target ESG (Environmental, Social, Governance) atau program CSR (Corporate Social Responsibility). Billboard ramah lingkungan dapat dimasukkan dalam laporan keberlanjutan tahunan sebagai bukti nyata implementasi praktik hijau.

3. Mengundang Liputan dan Amplifikasi Media Sosial

Karena bentuk dan pendekatannya yang unik, green billboard sering kali menarik perhatian media dan pengguna media sosial. Dengan strategi visual yang tepat, billboard bisa viral dan menciptakan publicity tambahan tanpa biaya.

4. Efisiensi Operasional Jangka Panjang

Walau investasi awal bisa lebih tinggi, penggunaan panel surya dan bahan reusable akan menghemat biaya listrik dan produksi dalam jangka panjang. Bahkan, beberapa billboard bisa menghasilkan listrik berlebih dan menyuplai energi ke jaringan lokal.

Tantangan dalam Menerapkan Green Billboard

1. Biaya Awal yang Lebih Tinggi

Teknologi hijau memang cenderung memiliki investasi awal yang besar. Panel surya, sistem irigasi tanaman, atau bahan biodegradable memiliki harga lebih mahal daripada material konvensional.

Namun, ini adalah investasi jangka panjang—yang tidak hanya menghemat biaya, tapi juga memperkuat positioning brand.

2. Perawatan Berkala

Billboard dengan elemen tanaman hidup memerlukan perawatan: penyiraman, pemangkasan, dan penggantian tanaman jika rusak. Ini membutuhkan keterlibatan vendor yang sudah terlatih dan sistem yang terstruktur.

3. Ketergantungan pada Iklim dan Lokasi

Efektivitas panel surya sangat bergantung pada intensitas sinar matahari. Sementara itu, billboard vertikal garden juga membutuhkan lokasi yang cukup teduh, terlindung dari angin kencang, dan memiliki akses air.

4. Kurangnya Edukasi Vendor Lokal

Tidak semua penyedia jasa billboard familiar dengan konsep green design. Perlu adanya pelatihan dan standarisasi agar implementasi di lapangan bisa berjalan lancar.

5. Tantangan Regulasi dan Izin

Di beberapa kota, pemasangan struktur baru (terutama yang non-konvensional) memerlukan izin tambahan. Proses perizinan bisa memakan waktu lebih lama jika belum ada regulasi yang mendukung green OOH secara spesifik.

Baca juga : Strategi Copywriting Iklan DOOH: Cara Menulis Kalimat yang Menjual di Billboard Digital

Menuju Masa Depan Billboard yang Berkelanjutan

Mengadopsi green billboard bukan hanya soal ikut tren, tapi menunjukkan bahwa brand memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap masa depan.

Iklan bukan hanya soal siapa yang paling mencolok, tapi siapa yang paling peduli.

Dengan billboard ramah lingkungan, sebuah brand bisa menyampaikan lebih dari sekadar pesan penjualan—ia menyampaikan sikap, prinsip, dan kontribusi nyata kepada bumi.

Dan jika dilakukan dengan strategi yang tepat, billboard bisa menjadi media luar ruang yang tak hanya dilihat—tapi juga dihormati.

Kalau kamu tertarik mengeksplorasi opsi green billboard—baik dari sisi desain, copywriting, hingga integrasi CSR atau ESG—tim CRS Advertising siap bantu rancang konsep dan komunikasi yang tepat. Tinggal sebutkan lokasi, target audience, dan pesan brand kamu, klik banner di bawah ini, sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

  • Advanced Search

Compare Listings