Strategi Iklan Digital: Kapan Harus Gunakan CPM dan Kapan Pilih CPC?
Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, iklan bukan lagi sekadar soal memasang spanduk atau menyebar brosur. Strategi pemasaran telah berevolusi menjadi lebih cerdas, terukur, dan berbasis data. Salah satu elemen penting dalam strategi iklan digital adalah memahami cara kerja model pembiayaan iklan, terutama CPM (Cost Per Mille) dan CPC (Cost Per Click). Kedua istilah ini sering muncul dalam platform iklan seperti Google Ads, Facebook Ads, hingga TikTok Ads—dan masing-masing punya peran penting dalam mencapai tujuan kampanye. Mau fokus menjangkau sebanyak mungkin audiens? Atau ingin setiap rupiah iklan hanya dibayar ketika ada yang benar-benar tertarik? Nah, di sinilah pentingnya memilih strategi yang tepat antara CPM dan CPC. Artikel ini akan membantu kamu memahami perbedaannya, cara kerjanya, serta kapan sebaiknya menggunakan masing-masing model agar iklan kamu benar-benar efektif.
Pernah nggak sih kamu melihat iklan muncul di Instagram, YouTube, atau situs berita online, dan kamu bertanya-tanya: “Kenapa saya yang melihat iklan ini?” atau “Apakah perusahaan harus bayar setiap kali iklan ini muncul di layar saya?”
Jawabannya: iya, dan tidak juga—tergantung dari model pembayaran iklannya.
Dalam dunia digital marketing, ada beberapa cara brand membayar biaya iklan mereka. Dua istilah yang paling sering muncul adalah CPM (Cost Per Mille) dan CPC (Cost Per Click). Sementara itu, istilah impression sering muncul sebagai indikator seberapa sering iklan ditampilkan ke audiens.
Kalau kamu pemilik bisnis, marketer pemula, atau sedang mengelola campaign untuk brand, memahami konsep CPM dan impression itu seperti memegang peta—karena dari sinilah semua strategi iklan online dimulai.
Apa Itu CPM? (Cost Per Mille)
Mari kita mulai dari definisi.
CPM adalah singkatan dari Cost Per Mille, di mana “mille” berarti seribu dalam bahasa Latin. Jadi, CPM adalah biaya yang dibayar pengiklan setiap 1.000 tayangan (impression) iklan ditampilkan kepada pengguna.
Artinya, kamu tidak membayar berdasarkan klik atau aksi tertentu, tapi berdasarkan seberapa sering iklanmu tampil di layar audiens.
Misalnya kamu pasang iklan display di situs berita dan tarif CPM-nya Rp 30.000:
- Jika iklanmu tampil 1.000 kali, kamu membayar Rp 30.000.
- Jika tampil 10.000 kali, kamu membayar Rp 300.000.
- Tidak peduli ada yang klik atau tidak.
Konsep ini cocok digunakan kalau kamu ingin membangun awareness—bukan langsung jualan, tapi mengenalkan brand, menciptakan kesan, dan menjangkau massa sebanyak mungkin.
Apa Itu Impression?
Nah, untuk lebih memahami CPM, kamu juga perlu tahu apa itu impression.
Impression adalah jumlah berapa kali iklan kamu tampil di layar audiens, baik itu di desktop, ponsel, feed media sosial, atau aplikasi. Tapi perlu digarisbawahi: impression bukan berarti dilihat atau diklik—tapi sekadar tampil.
Misalnya: Kamu scroll Instagram dan melihat iklan produk minuman. Itu 1 impression.
Jika iklan itu muncul lagi malam harinya, total jadi 2 impression dari 1 orang.
Jadi jangan heran kalau kamu melihat angka impression tinggi tapi jumlah klik kecil. Karena memang fungsi utama impression adalah menanamkan kesadaran visual—seperti billboard di pinggir jalan. Nggak semua orang berhenti membaca isinya, tapi banyak yang akan terus mengingat warna, logo, atau slogannya.
Bagaimana Cara Kerja CPM dan Impression?
Mari kita simulasikan prosesnya secara naratif:
Kamu seorang marketer.
Kamu ingin meluncurkan produk baru dan ingin banyak orang tahu dalam waktu singkat. Maka kamu memutuskan untuk menjalankan kampanye awareness dengan target audiens: usia 18–35, tinggal di kota besar, dan tertarik pada gaya hidup sehat.
Kamu pilih platform: Instagram Ads.
Lalu kamu memilih model pembayaran CPM, karena tujuanmu adalah sebanyak mungkin orang melihat iklan itu—bukan langsung beli.
Sistem bekerja secara otomatis.
Platform akan menayangkan iklanmu ke audiens sesuai parameter yang kamu tetapkan. Setiap kali iklan tampil di layar orang, itu dihitung 1 impression.
Setiap 1.000 impression = biaya CPM dibebankan ke akunmu.
Iklan kamu tampil ke 100.000 pengguna? Kamu bayar untuk 100 paket CPM (jika tarifnya Rp 25.000 per 1.000 impression, berarti total biaya Rp 2.500.000).
Untuk beriklan secara online, pengiklan membeli ruang iklan di media sosial, mesin pencari, situs website atau aplikasi digital. Selain itu,kamu juga bisa beriklan di website sendiri dengan monetisasi situs tersebut.
Setelah sudah tahu akan beriklan di media mana, kemudian kamu tinggal memilih objektif atau goals yang ingin dicapai.
Bila kamu memilih CPM, cara perhitungannya relatif lebih mudah dibanding objektif yang lain.
Hal itu karena iklan CPM memiliki nilai pasti terhadap tayangan iklan yang tampil. Dengan begitu, cara hitung CPM relatif mudah dan terarah.
Pengiklan dapat menentukan berapa banyak budget yang harus dikeluarkan untuk meraih impressions yang diinginkan.
Sebagai contoh lagi, kamu ingin beriklan di salah satu website. Iklan digital kamu mendapatkan 150,000 impressions dengan biaya total Rp7,500,000. Maka, CPM atau biaya per 1,000 impressions dari campaign digital ads tersebut ialah senilai Rp 50,000.
Adapun rumus CPM adalah:
CPM= Pengeluaran untuk Iklan dibagi jumlah Impression. Lalu, dikali 100.
Bagaimana dengan impression? Impressions adalah metrik yang dihitung berdasarkan jumlah total iklan yang dilihat oleh audiens.
Jika seorang audiens melihat iklan sebanyak lima kali, maka impression-nya berarti lima kali pula. Berbeda dengan reach, sebanyak apapun audiens melihat iklan, reach-nya tetap dihitung satu.
Apa Bedanya CPM dan CPC?
Pertanyaan ini sering muncul: “Lebih bagus mana, CPM atau CPC?”
Jawabannya: tergantung pada tujuan kampanye kamu.
CPM: Cocok untuk Brand Awareness
Kalau kamu ingin sebanyak mungkin orang mengenali brand, warna, atau pesanmu, CPM adalah pilihan terbaik. Meskipun tidak semua orang akan klik iklannya, banyak dari mereka akan mengingat merekmu saat mereka melihat produkmu di lain waktu.
Contoh: Kampanye awareness susu organik dengan tagline unik seperti “Segar Sehat Setiap Pagi”.
CPC: Cocok untuk Aksi Langsung
Sementara CPC (Cost Per Click) digunakan saat kamu ingin audiens melakukan tindakan spesifik, seperti mengunjungi website, mengisi form, atau melakukan pembelian. Kamu hanya membayar saat mereka klik iklanmu.
Contoh: Promo terbatas, diskon 50% hari ini, klik untuk beli sekarang.
Analogi Sederhana CPM vs CPC:
Bayangkan kamu menyewa booth di mal.
- CPM adalah membayar agar sebanyak mungkin orang melihat booth kamu dari kejauhan. Kamu berharap dari 10.000 orang yang lewat, beberapa akan tertarik.
- CPC adalah kamu hanya membayar sewa jika ada orang yang masuk ke booth kamu. Tapi bisa saja sepi kalau booth-nya kurang menarik.
Artinya, CPM unggul dalam membangun jangkauan, sedangkan CPC unggul dalam hasil terukur.
Lalu, Objektif Iklan Mana yang Harus Kamu Pilih?
Berikut cara kamu bisa menentukan:
Tujuan Kampanye | Model yang Cocok | Alasan |
---|---|---|
Ingin orang mengenal brand kamu | CPM | Biaya lebih murah per tayangan, cocok untuk brand awareness |
Ingin orang kunjungi website | CPC | Bayar hanya saat ada klik |
Ingin promosi event atau launching | CPM | Supaya banyak audiens lihat dalam waktu singkat |
Ingin hasil langsung (leads/sales) | CPC | Lebih efisien kalau kontennya memang menarik dan action-oriented |
Kalau kamu sedang berada di tahap awal membangun brand, CPM akan membantu menancapkan identitas visual di benak audiens.
Kalau kamu sudah punya awareness dan ingin mengajak audiens bertindak, CPC adalah langkah logis berikutnya.
Memahami perbedaan antara CPM dan impression, serta bagaimana mereka bekerja dalam dunia periklanan digital, adalah bekal penting bagi siapa pun yang ingin serius mengembangkan bisnis secara online.
- CPM adalah tentang jangkauan.
- Impression adalah indikator seberapa sering kamu terlihat.
- CPC adalah tentang tindakan.
Keduanya bisa menjadi sangat efektif, selama kamu tahu tujuan akhir kampanye kamu.
Kalau kamu ingin menjangkau lebih banyak audiens, memperkenalkan merek baru, atau mengoptimalkan iklan digital tanpa buang-buang anggaran, kami siap bantu kamu mulai dari nol.
Dapatkan sesi konsultasi gratis untuk strategi iklan berbasis CPM, CPC, dan retargeting yang sesuai dengan brand dan budget kamu. Klik banner dibawah untuk konsultasi gratis dengan CRS Advertising!