Your search results

15 Jenis Strategi Pemasaran Produk yang Efektif: Mana yang Cocok Untuk Bisnis Anda?

Posted by SEO Polar Brand on May 15, 2025
0

Setiap produk pasti punya jalan sendiri untuk sampai ke tangan konsumen. Ada yang laku lewat iklan di media sosial, ada yang laris manis berkat testimoni teman, bahkan ada yang sukses karena tampil besar-besaran di billboard kota.

Nah, itulah seni dari pemasaran produk—bukan soal mana yang paling keren, tapi mana yang paling cocok untuk produkmu dan perilaku target konsumenmu.

Kalau kamu masih bingung harus pilih yang mana, tenang. Di sini kita akan kupas satu per satu jenis pemasaran produk yang paling umum (dan terbukti berhasil), lengkap dengan konteks naratif dan contoh nyatanya di dunia nyata.

1. Iklan Berbayar

Ketika kamu ingin hasil cepat—mendatangkan traffic, leads, atau penjualan dalam hitungan hari—iklan berbayar adalah jawabannya. Ini seperti kamu menyewa panggung di tengah keramaian dan langsung berbicara ke audiens yang paling kamu incar.

Platform iklan seperti Google Ads, Meta Ads, dan TikTok Ads memungkinkan kamu menjangkau orang berdasarkan minat, usia, lokasi, bahkan perilaku belanja mereka.

Contoh:
Shopee memanfaatkan Facebook Ads dengan visual produk dan diskon besar. Mereka menyasar ibu rumah tangga hingga mahasiswa dengan pesan yang simpel tapi efektif: “Diskon sampai 90%! Cek sekarang!”

Baca juga : Strategi Pemasaran Produk Terbaik di 2025: Dari Segmentasi hingga Digital Marketing

2. Pemasaran Transaksional

Jenis pemasaran ini fokus pada satu tujuan: bikin orang langsung beli.

Taktiknya? Promo, diskon, flash sale, bundling, dan penawaran terbatas. Strategi ini cocok untuk produk kebutuhan harian atau saat campaign besar seperti Harbolnas.

Contoh:
McDonald’s sering menggunakan teknik ini lewat bundling menu terbatas seperti “Paket BTS Meal” yang hype banget dan dijual dalam waktu singkat.

3. Pemasaran Media Sosial

Bayangkan kamu punya tempat nongkrong digital yang dipakai calon pelanggan setiap hari—itulah media sosial. Di sini kamu bisa membangun cerita, karakter brand, hingga interaksi yang bikin orang merasa dekat.

Contoh:
MS Glow tak hanya jualan produk kecantikan, tapi juga membangun komunitas lewat Instagram & TikTok dengan konten edukasi, before-after, dan testimoni.

4. Pemasaran Interaktif

Di era di mana orang mudah bosan dengan iklan satu arah, konten yang mengajak audiens berpartisipasi aktif akan lebih menempel. Bisa dalam bentuk polling, kuis, filter AR, atau mini games.

Contoh:
Tokopedia mengadakan kuis di Instagram Story bertema belanja, dengan hadiah voucher. Hasilnya? Engagement naik, awareness meningkat.

5. Pemasaran Konten

Konten adalah aset jangka panjang. Artikel, video, podcast, atau infografik yang informatif bisa mendatangkan calon pelanggan baru setiap hari, tanpa biaya iklan.

Contoh:
KlikDokter menulis artikel seperti “Cara Mengatasi Sariawan dengan Cepat” — dan menyisipkan rekomendasi produk. Strategi ini menjaring orang yang memang sedang mencari solusi.

6. SEO

SEO adalah senjata ampuh untuk traffic organik. Dengan memilih kata kunci yang tepat dan membuat konten berkualitas, website kamu bisa tampil di hasil pencarian Google.

Contoh:
Ruangguru punya banyak artikel SEO yang menyasar pencarian seperti “Latihan Soal UTBK 2025”. Hasilnya? Mereka menjaring ribuan pengunjung tanpa bayar iklan.

7. Pemasaran Menggunakan PR

PR tidak hanya untuk mengatasi krisis. Tapi juga untuk membangun kredibilitas dan eksposur positif lewat media, press release, atau event kolaborasi.

Contoh:
Ketika Bukalapak IPO, mereka menggencarkan publikasi di berbagai media finansial dan bisnis—membangun citra sebagai unicorn teknologi Indonesia.

8. Inbound Marketing

Strategi ini menarik calon pelanggan dengan konten dan pengalaman yang relevan, bukan dengan iklan yang memaksa. Mereka datang ke kamu karena ingin, bukan karena terpaksa.

Contoh:
HubSpot memberi e-book gratis tentang pemasaran digital, lalu meminta email untuk akses. Setelah itu, mereka nurture lewat email marketing sampai akhirnya user siap membeli.

Baca juga : SEO vs SEM: Mana Strategi Digital Marketing yang Cocok untuk Bisnismu?

9. Telemarketing

Walau terdengar konvensional, telemarketing masih relevan untuk produk kompleks seperti asuransi atau properti, yang butuh penjelasan langsung.

Contoh:
AXA Mandiri menggunakan tim telemarketing untuk mengedukasi calon nasabah tentang manfaat asuransi jiwa—lengkap dengan simulasi premi.

10. Email Marketing

Dengan email, kamu bisa mengirim pesan personal langsung ke inbox audiens. Cocok untuk campaign promosi, pengingat keranjang belanja, atau edukasi produk.

Contoh:
Blibli mengirim email seperti “Diskon Tambahan 30% Hanya Hari Ini!”—dengan tombol CTA yang menggiring langsung ke produk.

11. Program Referral

Manusia cenderung percaya rekomendasi teman. Maka strategi referral bisa mengubah pelanggan puas menjadi sales agent sukarela.

Contoh:
Gojek memberikan saldo tambahan kepada pengguna yang berhasil mengajak temannya pakai aplikasi lewat referral link.

12. Conversational Marketing

Interaksi cepat lewat live chat atau chatbot bisa mengubah “penasaran” jadi “pembelian.” Apalagi kalau kamu jualan lewat WhatsApp atau Instagram DM.

Contoh:
Sociolla memakai chatbot di websitenya untuk bantu customer pilih produk berdasarkan jenis kulit, lalu diarahkan ke halaman beli.

13. OOH & DOOH

OOH (Out-of-Home) dan DOOH (Digital OOH) adalah iklan luar ruang—seperti billboard, LED, atau layar interaktif. Meski offline, efeknya tetap kuat untuk brand recall dan awareness.

Contoh:
Grab menayangkan DOOH di stasiun MRT dengan slogan “Lebih Cepat, Lebih Hemat”—disertai QR code untuk langsung instal aplikasi.

14. MLM atau Multi Level Marketing

Strategi ini mengandalkan jaringan orang-orang untuk menjual dan merekrut reseller baru. Efektif untuk produk dengan repeat order tinggi.

Contoh:
Oriflame sukses memberdayakan ribuan ibu rumah tangga untuk jualan kosmetik sambil membangun tim penjualan mereka sendiri.

Baca juga : Marketing Funnel 101: Studi Kasus Bisnis yang Sukses Menerapkan Strategi Funnel

15. Word of Mouth Marketing (WoMM)

Pemasaran dari mulut ke mulut adalah yang paling murni dan kuat. Orang percaya testimoni nyata, bukan klaim brand.

Contoh:
Erigo meroket karena banyak influencer dan pengguna yang memposting OOTD mereka tanpa dibayar—hasilnya viral dan jadi tren.

Yuk, susun strategi dari salah satu jenis pemasaran di atas (misalnya kombinasi SEO, social media, dan DOOH untuk produk lokal), konsultasikan ide bisnis kamu dengan tim kami, klik banner di bawah ini, sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

  • Advanced Search

Compare Listings