Your search results

Strategi Brand Extension: Cara Efektif Memperluas Produk dan Pasar!

Posted by SEO Polar Brand on May 16, 2025
0
What Is A Brand Extension Strategy? (+ Good And Bad Examples)

Pernah nggak kamu melihat sebuah brand makanan ringan tiba-tiba punya produk minuman, tapi kamu langsung percaya dan beli—karena nama brand-nya sudah familiar?

Itulah kekuatan brand extension. Saat sebuah merek yang sudah dikenal dan dipercaya publik memperluas produk atau layanannya ke kategori baru, itulah yang disebut strategi brand extension.

Bukan sekadar “ikut-ikutan tren,” brand extension adalah cara paling elegan dan efisien untuk tumbuh. Ibarat seseorang yang dikenal ramah dan pintar, ketika ia mencoba profesi baru, orang langsung percaya. Kenapa? Karena reputasi lamanya sudah kuat. Begitu pula dengan brand.

Baca juga : Evolusi Marketing 1.0 hingga 5.0: Perubahan Fokus Brand dan Pola Konsumen di Era Digital

Tujuan Brand Extension

Tumbuh dan berkembang adalah naluri alami bisnis. Tapi tumbuh tanpa arah justru bisa membingungkan konsumen. Di sinilah brand extension hadir sebagai jalur pertumbuhan yang strategis dan terarah.

Tujuan utamanya?

  • Membuka pasar baru tanpa membangun brand dari nol
  • Memperluas persepsi konsumen bahwa brand ini lebih dari sekadar satu produk
  • Menggunakan kekuatan nama yang sudah dikenal untuk mempercepat penetrasi

Bayangkan kamu adalah pemilik brand sepatu lokal yang sudah punya pengikut setia. Lalu kamu ingin merambah ke produk tas atau jaket. Dengan pendekatan brand extension, kamu tidak perlu memulai dari “bawah”. Konsumen akan mengasumsikan kualitas produk barumu sama dengan produk sebelumnya.

Cara Memperluas Citra Brand Bisnis

Memperluas citra brand bukan sekadar tentang menambah produk baru. Ini adalah proses membentuk persepsi yang lebih luas, lebih kuat, dan lebih relevan di mata konsumen. Banyak bisnis tergoda untuk memperluas brand mereka terlalu cepat atau tanpa arah yang jelas, dan hasilnya malah membingungkan pelanggan.

Lalu, bagaimana cara memperluas citra brand secara tepat? Yuk, kita bahas satu per satu:

1. Kenali DNA Merek dengan Jelas

Sebelum brand kamu “berkembang ke samping,” pastikan kamu tahu siapa diri kamu di mata konsumen. DNA brand adalah nilai inti yang membuat konsumen percaya dan terhubung secara emosional.

Misalnya, Apple dikenal dengan desain minimalis, teknologi canggih, dan user-friendly. Setiap kali mereka memperluas ke produk baru—entah itu jam tangan pintar atau layanan streaming—semua tetap mencerminkan nilai-nilai tersebut.

Tips:

  • Buat daftar 3–5 nilai utama brand kamu.
  • Tanyakan: apakah produk baru ini sejalan dengan nilai-nilai itu?

2. Pilih Kategori Produk yang Masih Relevan

Brand extension yang berhasil biasanya dilakukan ke kategori yang masih punya hubungan logis atau emosional dengan produk awal. Ini membantu konsumen menerima perluasan dengan lebih mulus.

Contoh: Erigo dari streetwear ➜ travelwear ➜ tech accessories. Masih masuk akal karena semua masih dalam lingkup gaya hidup anak muda yang aktif dan mobile.

Tips:

  • Buat peta asosiasi: jika kamu menjual sepatu, produk apa yang sering digunakan bersamaan? (tas? kaus kaki? ransel?)
  • Hindari lompatan kategori yang terlalu jauh kecuali kamu siap membangun narasi besar yang menjembatani.

Baca juga : Apa Itu Brand Voice? Fungsi, Contoh, dan 5 Tips Membangun Suara Brand yang Konsisten

3. Perkuat Identitas Visual dan Narasi Brand

Citra brand tidak hanya soal produk, tapi juga bagaimana brand itu “terasa.” Konsistensi visual dan narasi membuat konsumen langsung tahu bahwa produk baru tetap bagian dari keluarga brand yang sama.

Misalnya, Starbucks punya gaya visual yang khas: clean, earthy, dan premium. Bahkan ketika mereka menjual merchandise seperti tumblr, mug, atau makanan ringan, kamu tetap merasakan “rasa Starbucks-nya.”

Tips:

  • Gunakan elemen visual (warna, font, tone suara) yang konsisten.
  • Pastikan pesan pemasaran produk baru tetap nyambung dengan gaya komunikasi brand lama.

4. Edukasi Konsumen Lewat Cerita

Jangan anggap semua orang langsung paham kenapa brand kamu tiba-tiba menjual produk baru. Bimbing konsumen dengan cerita yang menjelaskan logika di balik ekspansi itu.

Contoh: Tokopedia saat meluncurkan Tokopedia Play tidak sekadar bilang, “Kami punya fitur baru.” Mereka mengemasnya sebagai evolusi dari belanja digital menjadi pengalaman interaktif.

Tips:

  • Buat kampanye yang tidak hanya memperkenalkan produk, tapi juga alasan keberadaannya.
  • Ajak konsumen merasa bahwa mereka ikut tumbuh bersama brand.

5. Uji Pasar Sebelum Go Big

Banyak brand besar menggunakan pendekatan soft launching atau produk edisi terbatas sebagai langkah awal untuk memperluas citra. Ini bukan hanya untuk melihat minat pasar, tapi juga sebagai cara membangun rasa penasaran dan eksklusivitas.

Contoh: Uniqlo sering merilis koleksi hasil kolaborasi (dengan desainer, seniman, atau brand lain) untuk mengetes gaya baru sebelum dijadikan lini reguler.

Tips:

  • Coba mulai dengan produk edisi terbatas atau rilis regional.
  • Kumpulkan feedback dan gunakan untuk menyempurnakan positioning sebelum ekspansi besar-besaran.

6. Libatkan Komunitas dan Konsumen Loyal

Brand bukan hanya milik pemilik bisnis. Ia hidup dalam pikiran dan hati konsumennya. Maka ketika kamu memperluas citra brand, libatkan mereka dalam prosesnya.

Contoh: Brand lokal seperti Sociolla sering melibatkan komunitas SBN (Sociolla Beauty Network) untuk menguji coba dan memberikan masukan sebelum peluncuran lini baru. Ini memperkuat rasa kepemilikan dan kedekatan.

Tips:

  • Libatkan konsumen setia dalam polling ide produk baru.
  • Beri mereka akses lebih awal atau preview khusus untuk membuat mereka merasa jadi bagian dari pertumbuhan brand.

Manfaat dan Keuntungan Brand Extension

Brand extension bukan hanya memperluas portofolio. Ia adalah cara membuka pintu ke peluang baru dengan modal kepercayaan yang sudah kamu bangun. Berikut tiga manfaat utamanya:

1. Memiliki Demografi Baru

Setiap produk punya pasar sendiri. Tapi brand yang kuat bisa menembus lebih dari satu pasar, tanpa harus berubah menjadi orang lain.

Contoh: Apple memulai dari komputer, lalu merambah ke smartphone, smartwatch, bahkan layanan TV dan musik. Kini, Apple menjangkau pelajar, kreator, pebisnis, dan orang tua—semua karena ekosistem produknya yang saling terhubung.

2. Menghemat Anggaran Promosi

Membangun brand dari nol bisa butuh miliaran. Tapi dengan brand extension, nama brand yang sudah kuat adalah media promosi terbaik.

Misalnya, ketika Dove—yang dikenal dengan sabun mandi—meluncurkan body lotion, mereka tidak perlu menjelaskan siapa mereka. Konsumen sudah percaya sejak awal, dan itulah penghematan biaya yang luar biasa.

3. Meningkatkan Reputasi

Setiap produk baru yang sukses akan menambah kredibilitas brand utama. Ini efek domino yang luar biasa.

Contoh: Tokopedia dulunya adalah marketplace. Tapi ketika mereka merambah ke live streaming dengan Tokopedia Play, mereka tidak hanya jualan—mereka mulai dianggap sebagai pionir di dunia live commerce Indonesia.

Contoh Brand Extension

Untuk memahami lebih dalam, mari lihat beberapa brand yang sukses menerapkan brand extension dengan cara cerdas dan strategis:

KitKat Cereal

Siapa sangka camilan cokelat legendaris ini akan hadir dalam bentuk sereal sarapan? Tapi karena kekuatan nama KitKat, sereal ini diterima dengan hangat oleh pasar. Orang percaya: kalau KitKat bikin, pasti enak.

KitKat® is now in Cereal!

Erigo – Travelwear Lifestyle

Brand fashion lokal ini awalnya fokus pada streetwear. Tapi seiring waktu, mereka memperluas lini ke produk travel seperti ransel, pouch, hingga kolaborasi gadget. Produk-produk ini tetap membawa karakter anak muda urban, khas Erigo.

Nescafé Dolce Gusto Machines

Nescafé dikenal sebagai produsen kopi instan. Tapi ketika mereka merilis mesin kopi kapsul, orang tidak meragukan kualitasnya. Brand-nya sudah punya otoritas di dunia kopi—jadi ekstensi ke alat kopi adalah langkah alami.

Starbucks® is Coming Home with  NESCAFE Dolce Gusto®

Strategi Menerapkan Brand Extension

Tidak semua brand extension berhasil. Beberapa justru bisa merusak reputasi utama jika dilakukan tanpa strategi. Maka, penting untuk memahami langkah-langkah berikut:

1. Kenali DNA brand

Apa nilai utamamu? Inovasi, tradisi, fun, eksklusif? Apapun itu, nilai itu harus tetap terasa di produk baru.

2. Pilih kategori yang relevan

Ekstensi yang terlalu jauh bisa membingungkan pasar. Misalnya, brand susu anak-anak tiba-tiba membuat motor listrik—meski niatnya baik, konsumen bisa tidak nyambung.

Baca juga : Kenapa Beriklan di Airport dan Ruang Publik Itu Menguntungkan untuk Brand Anda?

3. Uji pasar terlebih dahulu

Gunakan campaign terbatas, kolaborasi edisi khusus, atau pre-order. Amati respons pasar. Dengarkan feedback. Lalu perbesar langkahmu.

4. Bangun cerita, bukan sekadar produk

Jelaskan ke publik: mengapa brand kamu membuat produk baru ini? Apa hubungannya dengan misi dan semangat brand? Cerita ini akan membuat transisi terasa alami.

What is a brand extension? Explanation & Examples

Terapkan Brand Extension untuk Brand!

Kalau kamu sudah punya produk yang kuat dan audiens yang setia, brand extension bisa menjadi langkah besar berikutnya. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa menjangkau pasar baru, memperkuat reputasi, dan membuka peluang baru—tanpa kehilangan arah.

Ingat: brand yang hebat tidak hanya menjual produk, tapi menghidupkan nilai dan membangun kepercayaan.

Dan ketika kepercayaan itu tumbuh, brand extension bukan lagi risiko besar—tapi investasi jangka panjang yang berani dan bermakna.

Kalau kamu butuh brainstorming ide produk baru, copywriting yang tetap sejalan dengan brand voice, atau strategi kampanye peluncuran yang menyatu dengan identitas brand, tim CRS siap bantu dari awal sampai akhir. Yuk, bangun ekspansi brand yang strategis dan sukses bersama, klik banner di bawah dan konsultasikan, sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

  • Advanced Search

Compare Listings