Apa Itu Iklan Komersial? Ini Jenis, Tujuan, dan Contoh Paling Efektif di 2025
Apa Itu Iklan Komersial?
Bayangkan kamu sedang menonton televisi saat jam makan malam. Tiba-tiba muncul iklan sabun mandi dengan visual yang sangat menggugah—seorang anak kecil berlari ceria ke pelukan ibunya sambil tertawa, dengan aroma sabun yang menyegarkan. Tanpa sadar, kamu tersenyum dan mungkin berpikir, “Kayaknya sabun ini bisa dicoba.”
Inilah kekuatan iklan komersial—jenis iklan yang sengaja dirancang dan dibiayai secara profesional untuk mempromosikan produk atau layanan, membujuk, membangun kepercayaan, dan pada akhirnya, meningkatkan penjualan.
Tidak semua iklan dibuat dengan niat menjual secara langsung, tapi iklan komersial selalu punya tujuan akhir: mendatangkan keuntungan.
Baca juga : Strategi Copywriting Iklan DOOH: Cara Menulis Kalimat yang Menjual di Billboard Digital
Ciri-ciri Iklan Komersial
1. Termasuk Jenis Iklan Berbayar
Iklan komersial tidak muncul secara gratis. Ada anggaran yang dialokasikan, entah itu untuk slot iklan di media, produksi video, bayaran influencer, atau biaya penayangan digital. Di balik satu tayangan 30 detik di televisi nasional, bisa ada biaya ratusan juta rupiah.
Contoh: Ketika Shopee menghadirkan boyband BTS dalam iklannya, bukan hanya soal branding—tapi juga komitmen anggaran dan strategi pemasaran global.
2. Bersifat Persuasif
Iklan komersial tak sekadar memberi informasi. Ia merayu, menyentuh emosi, dan mendorong kita untuk bertindak. Kadang lewat humor, kadang lewat cerita yang bikin haru, atau sesederhana mengulang-ulang kata “diskon terbatas!”
Iklan “Indomie seleraku!” bukan hanya memperkenalkan produk, tapi memicu perasaan akrab, kenyamanan, dan rasa lapar—semuanya dalam hitungan detik.
3. Bukan Termasuk Bentuk Komunikasi Personal
Berbeda dengan email pribadi atau pesan WhatsApp, iklan komersial ditujukan untuk publik. Ia hadir dalam bentuk masif, disiarkan melalui TV, billboard, media sosial, hingga bioskop, dengan satu pesan untuk banyak orang.
4. Memiliki Target Pasar Tertentu
Meski disiarkan untuk publik, iklan komersial selalu punya sasaran. Mulai dari ibu rumah tangga, remaja penggemar K-pop, hingga pengguna gadget kelas premium. Semakin tajam penargetan, semakin efektif iklannya.
Baca juga : Teknik Copywriting Paling Efektif untuk Iklan, Media Sosial, dan Website
Jenis-Jenis Iklan Komersial
Dalam dunia pemasaran, iklan komersial bukanlah pendekatan yang seragam. Masing-masing brand punya tujuan yang berbeda-beda, mulai dari membangun awareness, mendorong penjualan cepat, hingga mengukuhkan loyalitas pelanggan. Karena itu, para pemasar memisahkan iklan komersial ke dalam dua kategori utama: iklan komersial strategis dan iklan komersial taktis.
Masing-masing memiliki peran tersendiri, dan sering kali keduanya saling melengkapi dalam satu kampanye yang komprehensif.
1. Komersial Strategi: Membangun Brand Secara Jangka Panjang
Iklan komersial strategi adalah iklan yang fokus pada membangun citra dan identitas merek, bukan langsung mendorong transaksi. Tujuan utamanya adalah membuat orang mengenal, memahami, dan menyukai brand kamu.
Iklan seperti ini biasanya tidak berbicara soal diskon atau promo. Sebaliknya, ia bercerita. Ia membangun emosi. Ia membentuk persepsi. Karena itu, hasil dari iklan strategis tidak langsung terlihat dalam penjualan, tapi sangat penting dalam membangun fondasi brand yang kuat dan tahan lama.
Ciri khas iklan strategis:
- Tidak menampilkan harga atau promo langsung
- Lebih fokus pada storytelling, value, atau visi perusahaan
- Disampaikan secara konsisten dalam jangka waktu panjang
Contoh Nyata: Dove – “Real Beauty Campaign”
Daripada bicara soal tekstur sabun atau manfaat pelembap, Dove memilih narasi besar: setiap wanita itu cantik apa adanya. Mereka menampilkan perempuan dengan berbagai bentuk tubuh, warna kulit, dan usia—bukan model yang seragam dan sempurna.
Hasilnya? Dove menjadi simbol kecantikan yang inklusif. Ini adalah kekuatan branding emosional, dan hasil dari iklan strategis yang dipikirkan matang.
Contoh Nyata: Nike – “Just Do It”
Kalimat ikonik ini tidak menjual sepatu. Tapi ia menjual semangat. Nike ingin setiap orang—atlet atau bukan—merasa kuat, bebas, dan mampu. Ini adalah contoh iklan strategis yang menanamkan nilai dan motivasi ke dalam merek.
2. Komersial Taktis: Mendorong Aksi, Meningkatkan Penjualan
Berbeda dengan strategi, iklan komersial taktis memiliki satu tujuan yang langsung, spesifik, dan terukur: mendorong audiens melakukan tindakan segera. Bisa berupa pembelian, kunjungan ke website, pendaftaran, pengunduhan aplikasi, dan sebagainya.
Jenis iklan ini biasanya dipakai dalam kampanye jangka pendek dan sering muncul saat momen-momen tertentu seperti Harbolnas, Ramadan, back to school, atau launching produk baru.
Ciri khas iklan taktis:
- Menyebutkan harga, diskon, atau penawaran khusus
- Ada urgensi (misalnya: “Hari Ini Saja!”, “Stok Terbatas!”)
- CTA (Call-to-Action) yang eksplisit: “Beli Sekarang!”, “Daftar Hari Ini!”
Contoh Nyata: Tokopedia saat Harbolnas (11.11)
Tokopedia biasanya mengiklankan promo besar-besaran dengan headline seperti:
“Diskon hingga 90%! Gratis Ongkir Sepuasnya! Cuma Hari Ini!”
Ini adalah bentuk iklan taktis yang efektif mendorong pengguna membuka aplikasi dan langsung belanja.
Contoh Nyata: Shopee Flash Sale
Setiap hari, Shopee menjalankan iklan berisi pengumuman “Flash Sale Rp1”. Dengan countdown waktu, harga super rendah, dan produk populer, mereka menciptakan urgensi dan rasa takut ketinggalan (FOMO) yang mendorong pembelian cepat.
Kombinasi Dua Jenis Iklan = Kampanye yang Kuat
Brand yang sukses biasanya tidak memilih salah satu saja, tetapi menggabungkan keduanya.
Misalnya:
- Mereka menjalankan kampanye branding strategis untuk membangun kesadaran dan kepercayaan.
- Lalu, mereka meluncurkan kampanye taktis untuk mengonversi perhatian itu menjadi penjualan nyata.
Strateginya seperti ini:
Buat audiens jatuh cinta lewat cerita (strategis), lalu beri mereka alasan untuk membeli sekarang (taktis).
Mana yang Harus Kamu Pilih?
- Jika kamu baru membangun brand, fokuslah pada iklan strategis. Kenalkan dirimu, tanamkan nilai, dan bangun emosi.
- Jika kamu sudah dikenal dan ingin meningkatkan penjualan cepat, gunakan iklan taktis dengan promo menarik.
- Idealnya, kamu gabungkan keduanya secara seimbang dalam kalender marketingmu.
Tujuan Iklan Komersial
Saat mendengar kata “iklan”, banyak orang langsung membayangkan ajakan untuk membeli. Padahal, iklan komersial bukan hanya soal transaksi. Ia adalah bagian dari komunikasi strategis sebuah brand—menanamkan citra, membangun kedekatan emosional, hingga menciptakan persepsi yang positif dan bertahan lama di benak konsumen.
Berikut ini adalah tiga tujuan utama dari iklan komersial yang wajib dipahami, terutama jika kamu sedang membangun brand atau menyusun kampanye pemasaran:
Baca juga : Jenis-Jenis Iklan dan Ciri-Cirinya: Dari Billboard ke Instagram Ads!
1. Memperkenalkan Brand (Brand Awareness)
Bayangkan kamu baru membuka bisnis minuman sehat dengan nama “GreenGlow”. Produknya berkualitas, kemasan cantik, rasanya segar. Tapi sayangnya, orang belum tahu kamu ada.
Nah, di sinilah iklan komersial berperan penting sebagai jembatan pertama antara brand dan konsumen. Tujuannya adalah memperkenalkan brand kepada publik luas—mulai dari nama, logo, tagline, hingga pesan utama yang ingin dibawa.
Studi Kasus Nyata:
Saat pertama kali diluncurkan, OVO (dompet digital) gencar beriklan di TV dan digital. Fokusnya bukan langsung pada transaksi, tetapi pada pengenalan brand. Mereka menekankan manfaat dan kemudahan pembayaran nontunai. Alhasil, orang mulai mengenal warna ungu OVO sebagai simbol transaksi digital yang modern dan praktis.
Tips untuk implementasi:
- Gunakan logo, warna, dan pesan yang konsisten di seluruh media.
- Fokus pada value proposition: apa yang membuat brand-mu unik?
- Jangan buru-buru menawarkan diskon—bangun dulu rasa percaya.
2. Menarik Perhatian Konsumen (Attention-Grabbing)
Setelah brand mulai dikenal, langkah selanjutnya adalah menarik perhatian secara terus-menerus. Dunia marketing adalah medan kompetisi yang riuh, penuh suara. Jika kamu tidak tampil menonjol, kamu akan tenggelam dalam kebisingan iklan lain.
Tujuan dari iklan di tahap ini adalah membuat audiens berhenti sejenak, memperhatikan, dan mengingat pesanmu. Ini bisa dilakukan dengan humor, visual yang unik, musik yang catchy, atau storytelling yang menyentuh hati.
Studi Kasus:
Grab Indonesia sering menggunakan iklan berformat sketsa lucu di YouTube. Tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari membuat iklannya relatable, bahkan ditonton tanpa dilewati. Humor menjadi strategi efektif untuk menarik dan mempertahankan perhatian.
Tips untuk implementasi:
- Gunakan format iklan yang sesuai dengan platform: video pendek untuk TikTok, visual kuat untuk Instagram, headline tajam untuk billboard.
- Bangun opening yang kuat: 3 detik pertama adalah penentu apakah orang lanjut menonton atau tidak.
- Mainkan emosi, baik lewat tawa, haru, atau nostalgia.
3. Mempertahankan Eksistensi Brand (Brand Recall & Loyalty)
Sudah dikenal dan diperhatikan, lalu apa? Banyak brand lengah di tahap ini. Padahal, membangun top-of-mind dan mempertahankan loyalitas butuh konsistensi komunikasi.
Tujuan iklan komersial dalam konteks ini adalah menjaga eksistensi brand di tengah persaingan. Konsumen harus tetap mengingatmu saat mereka butuh produk di kategori yang kamu jual. Bahkan lebih dari itu—kamu ingin mereka menyukaimu, mempercayaimu, dan merekomendasikanmu.
Studi Kasus:
Indomie sudah sangat dikenal di Indonesia. Namun, mereka tetap rutin beriklan, terutama di bulan Ramadan dan Lebaran. Kenapa? Karena momen tersebut erat kaitannya dengan kebersamaan keluarga, yang cocok dengan pesan emosional mereka. Ini adalah contoh bagaimana iklan mempertahankan posisi brand di hati masyarakat, bukan sekadar mengejar penjualan.
Tips untuk implementasi:
- Buat kampanye tematik yang konsisten (contoh: Ramadhan, Hari Ibu, Back to School).
- Gunakan pesan yang mengulang (repeat message) agar makin melekat.
- Buka ruang interaksi: ajak konsumen berkontribusi lewat UGC, survei, atau loyalty program.
Contoh Iklan Komersial
Tokopedia x BTS
Iklan berdurasi 30 detik ini bukan sekadar promosi e-commerce. Ia adalah langkah strategis memperluas pasar global. Hasilnya? Engagement meledak, terutama di kalangan Gen Z dan fans K-pop.
Aqua – “Ada Aqua?”
Kampanye ini menjadi bagian dari budaya. Dengan menyematkan slogan dalam percakapan sehari-hari, Aqua menjadikan mereknya sebagai sinonim dari air minum kemasan.
Gojek – “Pasti Ada Jalan”
Iklan ini menyentuh dengan kisah-kisah kecil sehari-hari: pengemudi yang membantu, pelanggan yang senang, dan kehidupan kota yang dinamis. Hasilnya bukan hanya awareness, tapi juga loyalitas.
Struktur Iklan Komersial
Membuat iklan yang efektif itu ibarat menyusun puzzle. Harus ada struktur, emosi, dan ajakan:
- Headline: Langsung menyentuh atau mengejutkan. “Mau beli rumah tapi gaji pas-pasan?”
- Visual atau Audio: Harus kuat dan relevan. Gambar keluarga bahagia, suara tawa anak kecil, atau animasi menarik.
- Pesan Utama: Singkat, jelas, dan menggugah. “Kini kamu bisa punya rumah tanpa DP besar.”
- CTA (Call to Action): Ajak audiens bertindak. “Daftar sekarang!” atau “Cek promo di website kami!”
Iklan komersial bukan hanya tentang jualan—tetapi tentang bercerita, membangun makna, dan menciptakan hubungan. Baik itu kampanye besar bernilai miliaran atau iklan sederhana di Instagram Story, yang penting adalah bagaimana pesanmu menyentuh hati, memancing rasa penasaran, dan mendorong tindakan nyata. Dalam dunia yang makin digital dan kompetitif, kemampuan menciptakan iklan komersial yang bermakna adalah senjata penting untuk pertumbuhan brand. Klik banner di bawah ini, dan konsultasikan brand kamu dengan tim CRS, sekarang!