Your search results

Jenis-Jenis Iklan dan Ciri-Cirinya: Dari Billboard ke Instagram Ads!

Posted by SEO Polar Brand on May 7, 2025
0

Pernah nggak sih kamu scroll Instagram dan tiba-tiba muncul iklan skincare yang pas banget sama masalah kulitmu? Atau lagi nonton YouTube, muncul iklan makanan cepat saji yang bikin ngiler? Nah, itulah kekuatan iklan—bukan cuma sekadar promosi, tapi juga seni memikat, membujuk, dan menyampaikan pesan ke hati audiens.

Tapi… ternyata iklan itu gak cuma satu jenis, lho. Ada iklan yang fungsinya buat pengumuman, ada yang tujuan utamanya bukan jualan, bahkan ada yang bentuknya nyeleneh seperti product placement di film.

Yuk, kita bedah semua jenis iklan berdasarkan fungsi, media, tujuan, dan sifatnya—dilengkapi contoh nyata biar makin mudah dipahami!

Jenis Iklan Berdasarkan Fungsinya

1. Iklan Pengumuman

Bayangkan saat awal pandemi COVID-19. Pemerintah gencar menyampaikan informasi soal protokol kesehatan lewat berbagai platform: TV, baliho di jalan raya, hingga media sosial. Itu adalah contoh nyata iklan pengumuman—fungsi utamanya bukan untuk menjual, tapi menginformasikan.

Contoh lainnya adalah pengumuman jadwal SIM keliling dari kepolisian atau info cuti bersama dari kantor pemerintahan.

Ciri khas: disampaikan oleh otoritas publik, bernada informatif dan netral.

Baca juga : Kenapa Beriklan di Airport dan Ruang Publik Itu Menguntungkan untuk Brand Anda?

2. Iklan Permintaan

Pernah lihat iklan bertuliskan “Dicari: Mitra Bisnis Waralaba Teh Kekinian”? Atau lowongan kerja yang terpampang di koran dan job portal? Itu semua adalah iklan permintaan.

Di sektor properti misalnya, banyak agen menggunakan iklan semacam ini untuk mencari rumah sewa atau lahan kosong. Artinya, bukan menawarkan, tapi meminta sesuatu dari publik.

Kasus nyata: Marketplace seperti OLX dan Tokopedia juga punya fitur “cari barang” yang pada dasarnya adalah iklan permintaan versi digital.

3. Iklan Penawaran

Ini yang paling mainstream. Iklan penawaran tujuannya jelas: menjual sesuatu.

Contohnya? Iklan promo Shopee 12.12, diskon Starbucks lewat aplikasi, atau launching iPhone terbaru yang muncul di media mana pun. Brand berlomba-lomba menawarkan produk dengan gaya yang menarik—baik secara harga maupun value.

Fun fact: Iklan Tokopedia dengan BTS sebagai brand ambassador berhasil mencetak awareness luar biasa, bahkan meningkatkan transaksi penjualan produk K-pop di platform tersebut.

4. Iklan Layanan Masyarakat

Pernah lihat iklan bertema “Stop Kekerasan pada Perempuan” atau “Gunakan Masker demi Kesehatan Bersama”? Itu adalah iklan layanan masyarakat. Tujuannya bukan cuan, tapi perubahan perilaku.

Contoh nyata: Kampanye “30 Menit Sehari untuk Masa Depan” dari Kemenkes, yang mendorong masyarakat aktif berolahraga.

Jenis Iklan Berdasarkan Medianya

1. Iklan Luar Ruangan

Coba ingat baliho besar di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, atau neon box di depan mall? Itu semua termasuk outdoor advertising.

Contoh nyata: Iklan Tokopedia di billboard SCBD yang pakai LED interaktif bikin pejalan kaki berhenti sejenak hanya untuk melihat.

Selain menarik perhatian, jenis ini efektif di lokasi high-traffic seperti bandara, simpang lampu merah, atau mall besar.

2. Iklan Media Cetak

Dulu, iklan media cetak adalah raja. Iklan properti di koran Kompas Minggu atau promosi mobil di majalah Otomotif selalu dinanti.

Sekarang meski trennya menurun, tapi tetap relevan di segmen tertentu. Misalnya, iklan lelang aset di surat kabar masih menjadi keharusan secara hukum.

3. Iklan Elektronik

Televisi dan radio punya kekuatan emosi lewat suara dan gambar. Iklan sabun Lifebuoy dengan narasi penuh drama keluarga masih terpatri dalam ingatan banyak orang.

Contoh: Iklan lebaran dari brand seperti Indomie atau Telkomsel sering trending karena storytelling-nya yang menguras air mata.

4. Iklan Internet

Mulai dari Google Ads, banner di situs berita, hingga artikel berbayar (native ads) di media online seperti Tirto atau Detik.

Real case: Brand skincare lokal memanfaatkan beauty blogger untuk membuat artikel review di blog pribadi—hasilnya, trafik dan penjualan naik drastis.

5. Iklan Digital di Aplikasi

Saat kamu buka game dan tiba-tiba muncul video iklan 5 detik? Itu in-app advertising.

Contoh nyata: Spotify versi gratis menyelipkan iklan audio dari brand seperti Grab atau Unilever setiap beberapa lagu.

6. Iklan Film

Pernah sadar minuman Coca-Cola sering muncul di film Hollywood? Itulah product placement.

Contoh lokal: Di film Ngeri-Ngeri Sedap, ada adegan di restoran cepat saji yang secara halus mempromosikan brand makanan tertentu tanpa terasa mengganggu.

Baca juga : Mengenal Copywriting: Strategi Menulis Iklan yang Mengubah Pembaca Jadi Pembeli!

Jenis Iklan Berdasarkan Tujuannya

1. Iklan Komersial

Semua iklan yang bertujuan menghasilkan keuntungan termasuk kategori ini. Baik dalam bentuk diskon, bonus, sampai affiliate program.

Studi kasus: Brand sepatu lokal Compass menggunakan iklan komersial berbasis hype di Instagram, dengan sistem pre-order terbatas yang bikin konsumen berebut.

2. Iklan Non-Komersial

Dari lembaga amal, kampus, atau lembaga kesehatan—tujuannya bukan untuk untung, tapi untuk menyampaikan nilai.

Contoh: UNICEF membuat kampanye “Save the Children” yang lebih fokus pada empati dan partisipasi publik ketimbang penjualan.

Jenis Iklan Berdasarkan Sifatnya

Sifat penyampaian iklan juga menentukan bagaimana respons audiens, misalnya:

  • Persuasif: Membujuk audiens, contohnya iklan “Hanya hari ini! Diskon 70%!”
  • Informatif: Menjelaskan detail fitur produk, seperti iklan peluncuran gadget dengan spesifikasi lengkap.
  • Reminder: Mengingatkan brand yang sudah dikenal, seperti Coca-Cola menjelang lebaran atau iklan GoPay saat tanggal kembar.

Ciri-Ciri Iklan yang Efektif

1. Isi yang Jelas

Tak ada yang bikin audiens kabur lebih cepat dari iklan yang bingungin. Gunakan headline yang to the point dan visual yang mendukung pesan.

Tip praktis: Gunakan prinsip 5W + 1H dalam iklan—What, Who, Where, When, Why, dan How.

2. Bahasa yang Mudah dan Menarik

Bahasa sehari-hari yang relate dengan audiens jauh lebih kuat daripada istilah teknis yang kaku.

Contoh: Iklan Kopi Kenangan menggunakan jargon “Yang lalu biarlah berlalu, yang penting sekarang ada kamu”—sangat ngena di anak muda!

3. Menggunakan Teknik Membujuk

Call-to-action yang kuat dan visual emosional bisa mendorong audiens melakukan aksi, seperti beli, daftar, atau klik.

Contoh nyata: Traveloka sering pakai kalimat “Liburan Gak Harus Mahal!” dengan tombol “Pesan Sekarang”.

Sudah Paham tentang Apa Saja Jenis Iklan?

Dari baliho di jalan sampai iklan di ujung jari lewat smartphone, iklan adalah jantung komunikasi pemasaran. Setiap jenis punya keunikan, strategi, dan dampak tersendiri—tergantung fungsi, media, tujuan, dan cara penyampaiannya.

Kalau kamu pebisnis, marketer, atau pemilik brand, memahami jenis iklan ini penting banget untuk memilih strategi promosi yang tepat. Jangan sampai salah tempat, salah audiens, atau malah buang-buang anggaran.

Mau iklan digital yang terarah dan kreatif? Yuk, diskusi bareng tim marketing CRS Advertising yang ngerti cara bikin iklan yang nggak cuma ramai, tapi juga efektif! Klik banner di bawah ini dan iklankan brand kamu sekarang!

Leave a Reply

Your email address will not be published.

  • Advanced Search

Compare Listings